Murah Meriah Harganya, Laris Manis Jualannya

Sunday, June 8, 2008      0 komentar

Kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok mendorong kenaikan konsumsi susu kental manis

Kenaikan harga BBM bakal mempengaruhi konsumsi susu kental manis. Konsumsi produk susu jenis ini diperkirakan bakal meningkat. Namun, para produsen belum bisa menaikkan harga.


BBM naik tinggi, susu tak terbeli. Begitulah penggalan lirik lagu Galang Rambu Anarki yang dipopulerkan Iwan Fals dua dekade lalu. Begitulah, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bisanya bakal mendongkrak harga berbagai bahan kebutuhan lain, salah satunya susu.

Memang, konsumsi susu di Indonesia masih sangat kecil, hanya sekitar 9 liter per kapita setahun. Bandingkan dengan Malaysia yang mengkonsumsi 25,4 liter susu per kapita per tahun. Toh, cukup banyak keluarga di Indonesia yang membutuhkan susu erutama untuk memenuhi kebutuhan gizi anaknya.

Para produsen susu saat ini memang mengaku belum menaikkan harga susu. Namun kenyaaannya, harga susu di pasaran sudah mengalami kenaikan semenjak bulan April. Rata-rata kenikan harganya mencapai 10%

Nah, agar kebutuhan dari susu tetap terpenuhi, masyarakat lantas beralih membeli produk susu yang harganya lebih murah. Salah satunya, masyrakat beralih menggunakan susu kental manis (SKM) ketimbang susu bubuk maupun susu cair.

Alasannya, "Dengan kondisi ekonomi yang semakin berat, semakin banyak yang mencari produk SKM ini karena lebih terjangkau," papar Lukas Kurniawan Kepala Manajer Bisnis SKM PT Indomilk.

Susu kenatal manis ini merupakan jenis susu yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. "Porsi konsumsi susu kental manis mencapai hampir 50% dari total konsusmsi susu nasional," sebut Hendro Harijogi Poedjono, Direktur Urusan Korporat dan Sumber Daya Manusia Frisian Flag Indonesia.

Adapun porsi susu bubuk mencapai lebih dari 30% dari total konsumsi. Untuk susu segar cair, porsinya mencapai sekitar 20%.

Diminati Karena Murah

Memang, pertumbuhan pasar susu kental manis masih kalah cepat dengan susu cair. Sebagai gambaran, total pertumbuhan pasar susu di Indonesia mencapai angka 135 pertahun, dengan nilai mencapai rp 18,4 triliun.

Dari total pertumbuhan tadi, pertumbuhan penjualan SKM setiap tahunnya diperkirakan hanya mencapai sekitar 8%-10% pertahun, sementara pertumbuhan susu cair mencapai lebih dari 30% pertahun.

Walaupun begitu, dengan kenaikan berbagai harga barang kebutuhan sehari-hari, para produsen yakin penjualan susu kental manis tahun ini bakal melejit.

Saat ini, porsi penguasa pangsa pasar susu kental manis masih dipegang produk SKM Frisian Flag, yang lebih ngetop dengan sebutan Susu Bendera.

Frisian Flag menguasai sekitar 50% dari total pangsa pasar SKM di Indonesia; sedangkan SKM produksi Indomilk memegang sekitar 35% dari total pangsa pasar SKM di Indonesia.

Optimisme para produsen tersebut bukannya tidak beralasan. "Penjualan SKM dalam 10 tahun terakhir ini terus meningkat dari tahun ke tahun," cetus Category Marketing Manager For Family Nutrition PT Nestle Indonesia Sumanggar Sihombing.

Pendapat Lukas setali tiga uang, dengan pernyataan Sumanggar. "Dulu kami berasumsi dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat orang akan meninggalkan SKM, tapi kenyataanya tidak," ungkap Lukas lagi.

Sayangnya, para produsen tidak mau buka-bukaan soal angka produksi serta penjualan susu kental manis mereka.

Selain itu, target pasar susu kental manis ini masih sangat luas. Ada dua kalangan yang disasar oleh produsen susu kental manis. Pertama, kalangan keluarga yang ekonominya tergolong kelas menengah kebawah. "Daya belinya relatif kecil," ujar Lukas. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan gizi dari susu, mereka mengkonsumsi SKM yang harganya lebih murah dari susu lain. Berdasarkan perhitungan Lukas, sekita 77% dari masyarakat Indonesia termasuk golongan ini.

Kedua, target pasar susu kental manis adalah pebisnis makanan dan minuman. Lazimnya parapedagang makanan atau minuman menggunakan susu kental manis untuk menambah citarasa makanan atau minuman yang dijualnya.

Dus, para produsen pun membuat khusus produk susu kental manisnya untuk kedua target pasar tersebut. Contohnya Nestle, yang memiliki dua produk SKM, yaitu SLM Carnation dan SKM Cap Nona.

Carnation adalah SKM yang diproduksi untuk penggunaan luar rumah, termasuk untuk dilpergunakan lpedagang makanan dan minuman. Sementara itu, Cap Nona merupakan SKM untuk penggunaan di rumah.

Adapun Indomilk memasarkan SKM Indomilk dan Cap Enak sebagai minuman keluarga. Untuk susu bagi penggunaan pedagang, Indomilk memasarkan SKM Kremer, SKM Tiga Sapi dan SKM Crima.

Karena optimistis dengan prospek SKM, para produsen pun berani memasang target pertumbuhan penjualan yang lumayan tinggi. Indomilk, misalnya menargetkan pertumbuhan pasar sebesar 10% sampai akhir tahun 2008

Belum Berani Naik

Omong-omong soal kenaikan harga, memang harga susu kental manis tidak ikut naik?

Ketika dihubungi KONTAN, produsen mengaku masih belum akan menaikkan harga, walaupun mereka menanggung kenaikan ongkos produksi. "Kami tidak mau konsumen merogoh saku lebih dalam lagi," sebut Brata T.Hardjosubroto, Kepala Hubungan Publik PT.Nestle Indonesia

Meski begitu, para produsen tetap tidak menutup kemungkinan adanya kanaikan harga SKM. "Kami menunggu masyarakat beradaptasi, baru kami melakukan penyesuaian," ujar Hendro.

Hanya, para produsen sepakat bahwa kenaikan harga SKM yang ditetapkan itu mungkin tidak terlalu besar. "Kami tidak bisa menaikkan harga dalam persentase yang besar, kami harus mempertahankan pangsa pasar," tukas Lukas.

Maklumlah, persaingan antar produsen SKM semakin ketat. Dus, para produsen mungkin bakal menaikkan harga SKM sekitar 2%-3% saja.



0 komentar: