Bisnis Raksasa dari Mereka yang Inging Awet Muda

Wednesday, June 11, 2008      0 komentar

Setelah kosmetik proteksi dan pemutih, porsi kosmetik anti-penuaan kian membesar

Persaingan produsen kosmetik anti-penuaan semakin sengit. Mereka beradu ramuan dan bintang iklan untuk merangkul pasar. Maklum saja, pasar di Indonesia untuk kosmetik yang bikin awet muda ini terus berkembang.

Seperti produk toiletries lain, kosmetik menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup banyak orang. Lebih lagi, untuk produk seperti ini, biasanya pelanggan sangat loyal pada merek tertentu. Jadi, jangan heran jika memikat pelanggan pada peluncuran produk.

Di pasar, kita bisa melihat ratusan produsen produk kosmetik dengan puluhan ribu produk yang mereka tawarkan. Maklum, Indonesia merupakan pasar potensial untuk produk-produk rias dan dandan ini. Penduduk yang mencapai 240 juta jiwa sudah menjadi daya pikat. Belum lagi pertumbuhan bisnis koametik di sini.

Data Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi) menyebut, pertumbuhan pasar kosmetik di Indonesia antara 15% sampai 20% tiap tahun. Perkosmi memperkirakan, pada tahun 2008 ini, omzet pasar kosmetika akan tumbuh sekitar 20%. Jadi nilainya sekitar Rp 22 triliun.

Dalam laporan bisnis strategis international tahun 2007 yang di kutip Boy Bayu, GM Penjualan dan Pemasaran PT Ristra Indolab, untuk masa mendatang, ada tiga produk kosmetik yang menjadi tren dunia. Tiga jenis produk ini adalah proteksi (protection), anti penuaan (antiaging), dan pemutih(whitening).

Bukan tanpa alasan jika pasar menyukai tiga jenis kosmetik tersebut. Selain karena definisi kecantikan yang hampir disepakati di seluruh dunia, yakni berkulit putih, bebas kerutan, ada pula sederet penyebab lain. Misalnya, kualitas udara yang semakin buruk."Itu karena meningkatnya polusi udara, matahari semakin terik, dan kian banyak radikal bebas di udara, kata Boy. Hal-hal tadi terbukti memvawa dampak buruk bagi kulit.

Jangan heran kalau sudah jadi tren di setiap negara bahwa penduduknya menggemari tiga jenis kosmetik tadi. Masyarakat di negara-negara tetangga sudah sejak lima tahun yang lalu memperhatikan produk anti-penuaan. Adapun di negara kita, produk anti-penuaan baru berkembang selama dua tahun terakhir.

Meski produknya masih terbilang baru, toh pasar kosmetik anti-penuaan berkembang cepat. Tidak heran. Wanita mana yang tidak tergiur pada janji awet muda tanpa kerutan di wajah. Maka "Pada tahun 2005 ke 2006, pertumbuhan pasar produk anti-penuaan di Indonesia mencapai 200%" ujar Ira Noviarti, Manajer Pemasaran Skin Care Unilever Indonesia. Pertumbuhan luar biasa itu terjadi karena waktu itu kosmetik anti-penuaan merupakan produk baru di Indonesia.

Sedangkan dari tahun 2006 ke 2007, pasar produk anti-penuaan hanya tumbuh sebesar 70%. "tahun ini diperkirakan pertumbuhannya sekitar 20% sampai 25%. Jadi, potensi pertumbuhannya masih besar. Pasarnya masih terbuka lebar," lanjut Ira.

Dua dekade lagi

Seia sekata dengan pernyataan itu, Bambang Sumaryanto, Direktur Hubungan Eksaternal P&G, bilang bahwa selama tahun 2008 produk anti-penuaan akan tetap tumbuh walau mengalami perlambatan. Bambang lalu mengutip data pasar di daerah perkotaan, tahun 2007 rata-rata konsumsi bulanan produk anti-penuaan tumbuh 16%. "Sampai pada April 2008 ini, rata-rata konsumsi bulanan baru tumbuh 6%," ujarnya.

Walau begitu, Ira sendiri yakin bahwa produk anti-penuaan akan tetap laku antara 10 tahun hingga 20 tahun mendatang.

Pendapat Ira ini diamini semua produsen kosmetik yang menjajal peruntungannya di Indonesia. Berlomba mereka memasuki pasar Indonesia yang potensial dengan jumlah penduduknya. Tak ayal, persaingan antar-produsen semakin sengit.

Misalnya saja L'Oreal. Kosmetik asal Prancis ini sampai mendirikan pabrik di Jepang untuk menyasar pangsa pasar Asia. Baru-baru ini, L'Oreal mengeluarkan produk anti-penuaan terbaru."Kosmetik anti-penuaan tetap menjadi fokus kami sampai tahun 2009 dengan target penjualan 1,5 kali dari pertumbuhan pasar sekarang," kata Invianto Soebiantoro, GM Luxury Products PT L'Oreal Indonesia.

Begitu pula Oriflame. Perusahaan kosmetik asal Swedia yang sudah 21 tahun bersaing di Indonesia ini juga menggenjot produk anti-penuaan. Bulan lalu, Oriflame menawarkan Lift Expert, produk anti-penuaan untuk wanita usia 40 tahun ke atas. "Penjualannya selama ini sangat bagus karena banyak editor majalah ternama rekomendasikan produk ini,"ujar Anastasia Nugroho, Manajer Beauty Training Oriflame.

Dengan dibantu lebih dari 200.000 penjual langsung (direct selling), Oriflame mengaku telah mencapai kenaikan lpenjualan sampai 50% pada Mei 2008 lalu. "Target kami adalah menjadi nomor satu dalam industri kosmetik," imbuh Ted Boman, Direktur Pengelola Oriflame. Sayang, ia enggan menyebutkan omzet penjualan produk mereka.

Kalah dengan Pemutih

Nah, di tengah persaingan yang ketat di antara produsen kosmetik di pasar produk anti-penuaan tersebut, hanya segelintir produk lokal yang bisa ikut berebut pasar. Sebut saja Ristra di bawah naungan PT Ristra Indolab. Sejak tahun lalu, Ristra mulai memasuki pasar kosmetik premier dengan merek Platinum. Seri kosmetik ini mengandalkan ramuan anti-penuaan. "Pertumbuhan penjualannya sangat bagus," ujar Roy Bayu, GM Penjualan dan Pemasaran PT Ristra Indolab.

Boy yakin produk Platinum masih bisa diterima pasar. Pasalnya, menurut Boy, pusat kecantikan Ristra mengalami lonjakan pasien dengan keluhan penuaan dini, sampai 20%. Selain itu, "Belum banyak produk lokal yang berani masuk ke pasar ini karena terhambat teknologi," bebernya.

Hanya saja, walau pertumbuhannya lumayan tinggi, kontribusi produk anti-penuaan belumlah sebesar produk pemutih kulit. Misalkan saja di Ristra, penjualan Platinum belum semanis produk lainnya. "Mungkin karena baru saja diluncurkan,"kilah Boy.

Sedangkan untuk Pond's, "Produk paling larus masih produk whitening,"imbuh Ira.


Beradu Ramuan di Pasar Modern

Pasar kosmetik anti penuaan di Indonesia telah memikat banyak produsen. Maklum saja, jumalah penduduk sebanyak 240 juta menjadi daya taik utama mereka. Belum lagi beragam kondisi alam yang dipercaya melunturkan tanda kemudaan di kulit. Boy Bayu, GM Penjualan dan PLemasaran PT Ristra Indolab, mengatakan bahwa pasien dengan keluahan lpenuaan dini di pusat kecantikan Ristra meningkat 20% saban tahun.

Produsen memang dengan senang hati menggarap pasar ini. Namun, mereka juga meletakkan label harga yang relatif lebih tinggi untuk produk anti penuaan ini. Maklum, mereka membidik pasar yang lebih mapan ketimbang produk pemutih, misalnya.

Oriflame, misalnya, mempunyai beberapa produk anti-penuaan. Antara lain Skindividual untuk mengatasi tanda awal penuaan, lalu ada Lift Expert untuk mengencangkan kulit, dan Ecollagen untuk mengurangi keriput. Harga produknya berkisar dari Rp 79.000 sampai Rp 249.000.

Ada juga produk P&G dengan merek Olay TE yang harganya antara Rp 25.000 sampai Rp 100.000. Lalu apa kelebihan produk nini? "Olay TE+ adalah produk pelembab kulit pertama yang mampu mengurangi tujuh tanda penuaan kulit sekaligus," ujar Bambang Sumaryanto.

Pesaing terdekat Olay, yakni Pond's keluaran Unilever, tidak mau ketinggalan. Bulan Mei 2008 lalu, Pond's sengaja merilis ulang produk Age Miracle-nya dengan kemasan dan formula baru. "Harganya masih tetap sama walau harga BBM naik," ucap Ira Noviarti, Manager Pemasaran Skin CXare Unilever Unilever Indonesia. Seri rangkaian Pond's Age Miracle sendiri dijual dengan harga Rp 25.000 sampai Rp 135.000 per unit.

Nah, pemain lokal Ristra Indolab mengikuti jejak produsen asing. Dalam waktu dekat, menurut Boy, Ristra akan meluncurkan produk anti-penuaan yang baru. Namun, sampai kini, dia masih bertahan dengan varian Platinum. Ristra membanderol produk platinum dengan label antara Rp 100.000 sampai Rp 120.000


0 komentar: